Pertanyaan:
Assalamu
‘alaikum. Apakah shalat
“nishfu Sya’ban” itu ada dan sesuai dengan Sunah? Saya sering mendengar adanya pelaksanaan shalat tersebut secara berjemaah, biasanya dalam
rangka menyambut Ramadhan.
Jazakallahu khairan.
Arya (dwiarya**@***.com)
Jawaban:
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullah.
Ulama
berselisish pendapat tentang status keutamaan malam nishfu Sya’ban. Setidaknya,
ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. Berikut ini
keterangannya.
Pendapat
pertama: Tidak ada keutamaan khusus untuk malam nishfu Sya’ban.
Statusnya
sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang
menyebutkan keutamaan malam nishfu Sya’ban adalah hadis lemah. Al-Hafizh Abu
Syamah mengatakan, “Al-Hafizh Abul Khithab bin Dihyah, dalam kitabnya tentang
bulan Sya’ban, mengatakan, ‘Para ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan,
‘Tidak terdapat satu pun hadis sahih yang menyebutkan keutamaan malam nishfu
Sya’ban.”” (Al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’, hlm. 33)
Syekh
Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Sya’ban dan nishfu
Sya’ban. Beliau mengatakan, “Terdapat beberapa hadis dhaif tentang
keutamaan malam nishfu Sya’ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun
hadis yang menyebutkan keutamaan shalat di malam nishfu Sya’ban, semuanya
statusnya palsu, sebagaimana keterangan para ulama (pakar hadis).” (At-Tahdzir
min Al-Bida’, hlm. 11)
Pendapat
kedua: Ada keutamaan khusus untuk malam nishfu Sya’ban.
Pendapat
ini berdasarkan hadis sahih dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu;
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya,
kecuali orang musyrik
dan orang yang bermusuhan.” (H.R. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani; dinilai
sahih oleh Al-Albani)
Setelah
menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syekhul Islam mengatakan, “… Pendapat
yang dipegang mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Mazhab Hanbali adalah
meyakini adanya keutamaan malam nishfu Sya’ban. Ini juga sesuai keterangan Imam
Ahmad. Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan
oleh berbagai riwayat dari para shahabat dan tabi’in ….” (Majmu’ Fatawa,
23:123)
Ibnu
Rajab mengatakan, “Terkait malam nishfu Sya’ban, dahulu para tabi’in penduduk
Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi’in
lainnya memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu ….” (Lathaiful
Ma’arif, hlm. 247)
Kesimpulan:
Dari
keterangan di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
Nishfu
Sya’ban termasuk malam yang memiliki keutamaan. Hal ini berdasarkan hadis,
sebagaimana yang telah disebutkan. Meskipun sebagian ulama menyebut hadis ini
hadis yang dhaif, namun, insya Allah yang lebih kuat adalah penilaian
Syekh Al-Albani, yaitu bahwa hadis tersebut berstatus sahih.
Tidak
ditemukan satu pun riwayat yang menganjurkan amalan tertentu ketika nishfu Sya’ban, baik
berupa puasa atau shalat. Hadis di
atas hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hamba-Nya di malam nishfu
sya’ban, kecuali dua jenis manusia yang disebutkan.
Ulama
berselisih pendapat tentang apakah dianjurkan menghidupkan malam nishfu Sya’ban
dengan banyak beribadah? Sebagian ulama menganjurkan, seperti sikap beberapa
ulama tabi’in yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Sebagian yang lain
menganggap bahwa mengkhususkan malam nishfu Sya’ban untuk beribadah adalah
bid’ah.
Ulama
yang memperbolehkan memperbanyak amal di malam nishfu Sya’ban menegaskan bahwa tidak
boleh mengadakan acara khusus, atau ibadah tertentu, baik secara berjemaah
maupun sendirian di malam ini, karena tidak ada amalan sunah khusus di malam
nishfu Sya’ban. Karenanya, menurut pendapat ini, seseorang diperbolehkan
memperbanyak ibadah secara mutlak, apa pun bentuk ibadah tersebut.
Dijawab
oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
0 komentar:
Posting Komentar