Ini
Manfaat Membaca Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah pada Malam Hari
Banyak keutamaan
surah Al-Baqarah yang telah dijelaskan oleh Nabi Saw melalui sabda-sabdanya.
Begitu juga keutamaan sebagian dari ayat-ayat surah Al-Baqarah. Di antara
sebagian ayat-ayat surah Al-Baqarah yang memiliki keutamaan tersendiri adalah
dua ayat terakhir. Setidaknya, ada tiga keutamaan dua ayat terakhir surah
Al-Baqarah. Berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim
dari Ibnu Mas’ud Al-Badri, dia berkata
bahwa Nabi Saw bersabda;
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى
لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
Siapa
yang membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah di suatu malam, maka dua ayat
tersebut telah mencukupinya.
Syekh al-Munawi
dalam Faidhul Qadir menjelaskan maksud beberapa penjelasan ulama mengenai hadis
tersebut.
Pertama, orang yang membaca dua ayat terakhir
surah al-Baqarah itu sudah mewakili bacaan Al-Qur’an lainnya. Artinya, orang
yang membaca ayat itu, baik saat shalat atau di luar shalat, itu sama saja ia
sudah membaca Al-Qur’an yang dianjurkan dibaca secara rutin.
Kedua, orang yang membaca dua ayat tersebut
itu sudah dikuatkan keimanannya pada hari tersebut.
Ketiga, orang yang membaca dua ayat tersebut
itu dicukupkan pengamannya dari segala tindakan buruk manusia, jin, setan, mara
bahaya, dan sebagainya.
Keempat, orang membaca dua ayat itu dicukupkan
kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dua ayat tersebut
adalah sebagaimana firman Allah berikut.
آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ
وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا
إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)
Arab-Latin
āmanar-rasụlu bimā
unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa
kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa
aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr (285)
lā yukallifullāhu
nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā
tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ
‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu
‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn (286)
Terjemahan
Rasul
telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.”
(Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (285)
Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
kafir.” (286)
(Sumber: https://bincangsyariah.com/)
0 komentar:
Posting Komentar