Secara umum, tata cara sujud yang benar telah disebutkan dalam hadis dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَاليَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَأَطْرَافِ القَدَمَيْنِ
“Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: dahi –dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau–, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadis, tujuh anggota sujud dapat kita rinci:
- Dahi dan mencakup hidung
- Dua telapak tangan
- Dua lutut
- Dua ujung-ujung kaki.
Adapun bentuk sujud yang sempurna secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
1. Menempelkan dahi dan hidung di lantai
Sebagaimana keterangan sahabat Abu Humaid, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menempelkan dahi dan hidungnya ke lantai… (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً لَا يُصِيبُ الْأَنْفُ مِنْهَا مَا يُصِيبُ الْجَبِينَ
“Allah tidak menerima shalat bagi orang yang tidak menempelkan hidungnya ke tanah, sebagaimana dia menempelkan dahinya ke tanah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Abdurrazaq, dan dishahihkan Al-Albani)
Hadis ini menunjukkan, menempelkan hidung ketika sujud hukumnya wajib.
2. Meletakkan kedua tangan di lantai dan sejajar dengan pundak atau telinga
Dari Abu Humaid, beliau menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammeletakkan kedua tangannya (ketika sujud) sejajar dengan pundaknya.” Dan terkadang “Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan telinga.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
3. Merapatkan jari-jari tangan dan menghadapkannya ke arah kiblat
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merapatkan jari-jari tangan ketika sujud.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, dishahihkan Al-Hakim, dan disetujui Ad-Dzahabi)
“Beliau menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih).
Ibn Umar radliallahu ‘anhu mengatakan: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka menghadapkan anggota tubuhnya ke arah kiblat ketika shalat. Sampai beliau menghadapkan jari jempolnya ke arah kiblat.” (HR. Ibn Sa’d dan dishaihkan Al Albani)
4. Mengangkat kedua lengan dan membentangkan keduanya sehingga jauh dari lambung
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meletakkan lengannya di lantai.” (HR. Al Bukhari dan Abu Daud)
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua lengannya dan melebarkannya sehingga jauh dari lambungnya, sampai kelihatan ketiak beliau yang putih dari belakang.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebarkan lengannya, sehingga anak kambing bisa lewat di bawah lengan beliau.” (HR. Muslim dan Abu ‘Awanah)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh dalam merenggangkan kedua lengannya sekita sujud, sampai ada sebagian sahabat yang mengatakan: “Sungguh kami merasa kasihan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau sangat keras ketika membentangkan kedua lengannya pada saat sujud.” (HR. Abu Daud dan Ibn Majah dengan sanad hasan)
Catatan:
Membentangkan kedua lengan ketika sujud dianjurkan jika tidak mengganggu orang lain yang berada di sampingnya. Jika mengganggu orang lain, misalnya ketika shalat berjama’ah, maka tidak boleh membentangkan tangan, namun tetap harus mengangkat siku agar tidak menempel dengan lantai. Karena menempelkan siku ketika sujud termasuk tata cara sujud yang terlarang.
5. Menempelkan kedua lutut di lantai
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kami diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan:….salah satunya bertumpu pada kedua lutut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Catatan:
Kedua lutut dirapatkan ataukah direnggangkan?
Tidak terdapat keterangan tentang masalah ini. Oleh karena itu, posisi lutut ketika sujud sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi yang paling nyaman menurut orang yang shalat. Jika dia merasa nyaman dengan merenggangkan lutut maka sebaiknya direnggangkan dan sebaliknya. Syaikh Ibn Al Utsaimin mengatakan: “Hukum asal (gerakan shalat) adalah meletakkan anggota badan sesuai dengan kondisi asli tubuh sampai ada dalil yang menyelisihinya.” (Asy Syarhul Mumthi’, 1:574)
6. Bersikap i’tidal ketika sujud
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin menjelaskan bahwa yang dimaksud “i’tidal ketika sujud” adalah merenggangkan antara betis dengan paha, dan meregangkan antara perut dengan paha, masing-masing kurang lebih 90o. Namun tidak boleh berlebihan ketika meregangkan betis dengan paha, sehingga lebih dari 90o. (Asy Syarhul Mumthi’, 1:579)
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ
“Bersikaplah I’tidal ketika sujud.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Humaid radliallahu ‘anhu, beliau menceritakan tata cara shalatnya Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam: …Ketika beliau sujud, beliau renggangkan kedua pahanya, tanpa sedikitpun menyentuhkan paha dengan perut beliau. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh As Syaukani dalam Nailul Authar)
7. Meletakkan ujung-ujung kaki dan ditekuk sehingga ujung-ujungnya menghadap kiblat
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan dua lututnya dan ujung kedua kakinya di tanah.” (HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih, dinyatakan shahih oleh Al Hakim dan dishahihkan Al Albani)
“Beliau menegakkan kedua telapak kakinya.”
“Beliau menegakkan kedua telapak kakinya.”
“Beliau menghadapkan punggung kakinya dan ujung-ujung jari kaki ke arah kiblat.” (HR. Al Bukhari dan Abu Daud)
8. Merapatkan tumit
“Beliau merapatkan kedua tumitnya (ketika sujud).” (HR. At Thahawi dan Ibn Khuzaimah dan dishahihkan Al Albani)
Demikian panduan cara sujud dalam shalat secara umum, insya Allah kita akan bahas pada bab berikutnya.
Artikel www.CaraSholat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar