Powered by mp3skull.com
Memang manusia adalah tempatnya salah dan
lupa. Namun manusia yang terbaik bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan
dosa sama sekali, akan tetapi manusia yang terbaik adalah manusia yang ketika
dia berbuat kesalahan dia langsung bertaubat kepada Alloh dengan sebenar-benar
taubat. Bukan sekedar tobat sesaat yang diiringi niat hati untuk mengulang dosa
kembali. Lalu bagaimanakah agar taubat seorang hamba itu diterima?
Syarat Taubat Diterima
Agar taubat seseorang itu diterima, maka dia harus
memenuhi tiga hal yaitu:
(1) Menyesal, (2) Berhenti dari dosa, dan (3) Bertekad untuk tidak
mengulanginya.
Taubat tidaklah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa
yang dikerjakan. Barang siapa yang tidak menyesal maka menunjukkan bahwa ia
senang dengan perbuatan tersebut dan menjadi indikasi bahwa ia akan terus
menerus melakukannya. Akankah kita percaya bahwa seseorang itu bertaubat
sementara dia dengan ridho masih terus melakukan perbuatan dosa tersebut?
Hendaklah ia membangun tekad yang kuat di atas keikhlasan, kesungguhan niat
serta tidak main-main. Bahkan ada sebagian ulama yang menambahkan syarat yang
keempat, yaitu tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. sehingga kapan saja
seseorang mengulangi perbuatan dosanya, jelaslah bahwa taubatnya tidak benar.
Akan tetapi sebagian besar para ulama tidak mensyaratkan hal ini.
Tunaikan
Hak Anak Adam yang Terzholimi
Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak anak Adam, maka ada satu
hal lagi yang harus ia lakukan, yakni dia harus meminta maaf kepada saudaranya
yang bersangkutan, seperti minta diikhlaskan, mengembalikan atau mengganti
suatu barang yang telah dia rusakkan atau curi dan sebagainya.
Namun apabila dosa tersebut berkaitan dengan ghibah (menggunjing), qodzaf (menuduh
telah berzina) atau yang semisalnya, yang apabila saudara kita tadi belum
mengetahuinya (bahwa dia telah dighibahatau dituduh), maka cukuplah bagi orang telah
melakukannya tersebut untuk bertaubat kepada Alloh, mengungkapkan
kebaikan-kebaikan saudaranya tadi serta senantiasa mendoakan kebaikan dan
memintakan ampun untuk mereka. Sebab dikhawatirkan apabila orang tersebut
diharuskan untuk berterus terang kepada saudaranya yang telah ia ghibah atau
tuduh justru dapat menimbulkan peselisihan dan perpecahan diantara keduanya.
Nikmat
Dibukanya Pintu Taubat
Apabila Alloh menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Alloh
bukakan pintu taubat baginya. Sehingga ia benar-benar menyesali kesalahannya,
merasa hina dan rendah serta sangat membutuhkan ampunan Alloh. Dan keburukan
yang pernah ia lakukan itu merupakan sebab dari rahmat Alloh baginya.
Sampai-sampai setan akan berkata, “Duhai, seandainya aku dahulu
membiarkannya. Andai dulu aku tidak menjerumuskannya kedalam dosa sampai ia
bertaubat dan mendapatkan rahmat Alloh.” Diriwayatkan bahwa seorang salaf
berkata, “Sesungguhnya seorang hamba
bisa jadi berbuat suatu dosa, tetapi dosa tersebut menyebabkannya masuk surga.” Orang-orang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Dia menjawab, “Dia berbuat suatu dosa, lalu dosa itu senantiasa terpampang di
hadapannya. Dia khawatir, takut, menangis, menyesal dan merasa malu kepada
Robbnya, menundukkan kepala di hadapan-Nya dengan hati yang khusyu’. Maka dosa
tersebut menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan orang itu, sehingga dosa
tersebut lebih bermanfaat baginya daripada ketaatan yang banyak.”
*** Artikel www.muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar