Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

Tuntunan Thaharah Dan Shalat

Berikut ini adalah E Book Tuntunan Thaharah Dan Shalat Karya Sheikh Abdul Azis Bin Abdullah Bin Baz dan Muhammad Bin Shaleh Al-‘Utsaimin.
Tuntunan Thaharah & Shalat


BIOGRAFI PENGARANG:
Biografi Singkat Sheikh Abdul Azis Bin Abdullah Bin Baz
Namanya adalah: Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdul Aali Baz. Ia dilahirkan di Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 12 Dzulhijjah 1330 Hijriah. Pada mulanya ia bisa melihat, kemudian pada tahun 1336 H, kedua matanya menderita sakit, dan mulai melemah hingga akhirnya pada bulan Muharram tahun 1350 H kedua matanya mulai buta.
Sebagai putra seorang ulama' pendidikannya lebih banyak tertuju pada pelajaran Al-Qur'an dan Hadits dibawah bimbingan keluarganya. Kemudian
Ia belajar ilmu-ilmu syar'i dari para ulama besar di Riyadh, diantaranya :
Syaikh Muhammad bin Abdullathif bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab,
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (qadhi (hakim) Riyadh),
Syaikh Sa’ad bin Hamd bin Faris bin ‘Athiq (qadhi Riyadh),
Syaikh Hamd bin Faris (wakil Baitul Mal Riyadh),
Syaikh Sa’ad Waqqash al-Bukhari (guru tajwidnya pada tahun 1355 H),
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullathif Aalu as-Syaikh (tempat ia menimba berbagai macam disiplin ilmu Syari’at Islam mulai tahun 1347-1357 H).

BIOGRAFI SINGKAT SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL UTSAIMIN
NASABNYA
Beliau adalah Abu 'Abdullah, Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin 'Utsaimin
al-Wahab at-Tamimi.
KELAHIRANNYA
Beliau dilahirkan di kota 'Unaizah pada tanggal 27 Ramadhan yang penuh
berkah pada tahun 1347 H.
PERTUMBUHANNYA
beliau belajar al-Qur'anul Karim kepada kakeknya dari jalur ibu, Abdurrahman
bin Sulaiman Ali Damigh rahimahullah. Kemudian beliau mulai menuntut ilmu,
belajar menulis, terhitung, dan beberapa ilmu kesusasteraan. Syaikh
Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah menempatkan dua orang murid senior di
kediamannya untuk mengajar murid-murid yunior, yang seorang adalah Syaikh
Ali ash-Shalihi dan seorang lagi adalah syaikh Muhammad bin 'Abdul aziz
al-Muthawi' rahimahullahumma, yang kepadanya beliau mempelajari Mukhtashar
Aqidah Wasithiyah tulisan syaikh Muhammad Nashir As-Sa'di dan tulisan beliau
juga Minhajus Salikin fil Fiqhi, Jurumiyah dan Alfiyah. Beliau belajar
faraid dan fiqih kepada Syaikh Abdurrahman bin 'Ali bin 'Audan.
Beliau belajar kepada syaikh Muhammad bin Nashir As-Sa'di yang beliau
anggap sebagai syaikhnya yang pertama, karena beliau bermulazamah serta
belajar kepada beliau tentang tauhid, tafsir, hadits, fiqih, 'ushul fiqih,
mustholah hadits, nahwu, dan sharaf.
Beliau mempunyai kedudukan khusus di sisi syaikhnya rahimahullah. ketika
ayah beliau, Syaikh Muhammad rahimahullah pindah ke Riyadh ketika usia
beliau menginjak remaja, beliau ingin ikut berpindah bersama orang tuanya.
Maka syaikh Muhammad Nashir As-Sa'di menulis surat kepada ayah beliau: "Ini
sungguh tidak mungkin, kami menginginkan Muhammad tetap tinggal di sini
supaya bisa terus belajar".

Beliau rahimahullah berkata: "Saya banyak terkesan oleh gaya syaikh Muhammad
Nashir As-Sa'di dalam mengajar, memaparkan ilmu, dan mengadakan pendekatan
kepada siswa melalui contoh-contoh dan ilustrasi-ilustrasi. Saya juga
banyak terpengaruh oleh akhlak beliau, karena beliau rahimahullah memiliki
keluasan ilmu dan ibadah. Beliau biasa mencandai anak kecil, tertawa kepada
orang yang lebih besar, dan berakhlak paling baik di antara orang-orang yang
pernah saya lihat".
Beliau belajar kepada Syaikh 'Abdul Aziz bin Baz, yang merupakan syaikh
beliau yang kedua. Beliau belajar dari Syaikh bin Baz tentang Shahih
Bukhari, beberapa risalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan beberapa kitab
fiqih. Beliau berkata: "Saya terkesan oleh Syaikh bin Baz dalam segi
perhatian kepada hadits. Saya juga terkesan oleh beliau dalam segi akhlak
dan lapang dada beliau terhadap orang-lain".
Pada tahun 1371 H, beliau mulai mengajar di masjid Jami'. Ketika beberapa
Ma'had 'Ilmi dibuka di Riyadh, beliau memasukinya pada tahun 1372 H. Beliau
rahimahullah berkata: "Saya masuk Ma'had 'Ilmi mulai tahun kedua. Saya masuk
dengan persetujuan syaikh Muhammad Nashir As-Sa'di 'alaihi rahimahullah.
Ma'had 'Ilmi pada saat itu dibagi menjadi dua kategori, yaitu umum dan
khusus. Saya berada di bagian khusus. Pada masa itu, siapa yang ingin, bisa
melompat -begitu mereka menyebutnya-, artinya bisa belajar di kelasnya
sesuai dengan ijazah terakhirnya, kemudian diuji pada awal tahun pelajaran
kedua. Jika lulus, maka ia belajar mengikuti kelasnya di atasnya. Dengan
demikian, masa belajar menjadi lebih singkat."
Dua tahun kemudian, beliau lulus dan ditetapkan sebagai pengajar di Ma'had
'Unaizah al-'Ilmi sambil melanjutkan kuliah jarak jauh di fakultas syariah
dan melanjutkan belajar kepada syaikh Muhammad Nashir As-Sa'di.
Ketika fadhilah syaikh Muhammad Nashir As-Sa'di rahimahullah wafat, beliau
diserahi kedudukan sebagai imam Masjid Jami' al-Kabir di 'Unaizah dan
mengajar di perpustakaan Nasional 'Unaizah, disamping mengajar di Ma'had
'Ilmi. Selanjutnya beliau pindah mengajar di fakultas Syari'ah dan Fakultas
Ushuluddin di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud cabang Qasim di
samping menjadi anggota Hai'ah Kibar al-'Ulama di kerajaan Saudi Arabia.
Fadhilah Syaikh rahimahullah mempunyai aktivitas besar dalam dakwah dan
pembimbingan para da'i di berbagai tempat.
Patut disebutkan pula bahwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah pernah
menawari, bahkan mendesak beliau untuk menduduki jabatan qadhi (hakim),
bahkan mengeluarkan keputusan yang menetapkan beliau rahimahullah Ta'ala
untuk menjabat sebagai Pimpinan Pengadilan Agama di Ihsa'. Namun beliau
meminta dibebaskan dari tugas tersebut. Dan setelah memberikan berbagai
pertimbangan dan mengadakan komunikasi pribadi dengan Syaikh Muhammad bin
Ibrahim, Syaikh Muhammad membebaskan beliau dari jabatan hakim.
KARYA TULISNYA
Beliau rahimahullah Ta'ala mempunyai banyak karya tulis, sampai sekitar 40
buah, di antaranya berupa buku dan ada yang berupa makalah. Insya Allah,
tulisan-tulisan tersebut akan dihimpun dalam Majmu'ul Fatawa war Rasa'il.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar