Tata Cara Makmum Mengikuti Imam

Nama eBookTata Cara Makmum Mengikuti Imam
Penulis: Ustadz Ustadz Musyaffa, MA حفظه الله
Shalat berjamaah merupakan syiar Islam yang sangat agung, dan diwajibkan secara khusus bagi laki-laki Muslim yang terkena kewajiban melaksanakan shalat. Dengan adanya kewajiban shalat berjamaah ini, ajaran Islam terlihat lebih hidup dan eksis, kerukunan umat Islam lebih mudah tercipta dan tampak indah, bisa saling ta’awun dalam kebaikandan ketakwaan. Sehingga tepatlah, jika syariat memberikan banyak pahala bagi mereka yang menghidupkan syiar ini, di samping memberikan ancaman berat bagi yang meninggalkannya.
Karena pentingnya syiar ini, menjadi penting pula mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengannya, dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang mengikuti imam dalam shalat berjamaah dan beberapa masalah yang berhubungan dengannya.
Nabi  صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا
Sesungguhnya imam dijadikan agar diikuti, apabila ia sudah bertakbir, maka bertakbirlah kalian… (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits inilah bertitik tolak pembahasan ini, yang mana maksud “mengikuti imam” atau mutaba’atul imam dalam pembahasan ini adalah mengikuti gerakan-gerakan imam shalat, dengan tanpa mendahuluinya, atau membarenginya, atau terlambat dalam mengikutinya. Dari definisi ini, kita bisa membagi makmum dalam mutaba’tul imam menjadi empat keadaan yaitu:
  1. mengikuti gerakan imam dengan segera,
  2. mendahului gerakan imam,
  3. membarengi gerakannya, dan
  4. terlalu terlambat dalam mengikuti gerakan imam.
Kemudian penulis juga menyertakan pembahasan yang berhubungan dengan masalah mengikuti imam ini dan hubungannya dengan masalah-masalah kontemporer (kekinian) akibat kemajuan teknologi, selamat menyimak dan semoga bermanfaat, amin…
Download:
Download CHM atau Download ZIP dan Download PDF atau Download Word

Sifat Sholat Nabi Bergambar oleh Syaikh al-Albani

Nama eBookRingkasan Sifat Sholat Nabi صلى الله عليه وسلم
Penulis: Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani  رحمه الله
Pengantar:
الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد
Dengan rasa syukur kami bergembira dapat menyelesaikan eBook yang telah sekianlama ingin kami ketengahkan kehadapan kita semua, inilah Ringkasan Sifat Sholat Nabi صلى الله عليه وسلم buah karya ulama Rabbani abad ini, Muhammad Nashir al-Albani رحمه الله.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda:
صَلُّوا كَمَارَأَيْتُمُونِيْ أُصَلِّيْ
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”
Atas dasar hadits tersebutlah syaikh al-Albani menggambarkan kepada kita tata cara(sifat) sholat nabi mulai dari persiapan sholat hingga salam, yang semoga kita -sebagiamana harapan syaikh- seakan-akan melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم sholat.
Selamat menyimak dan kami berdoa semoga sholat kita khusyu’ dan sesuai dengan sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم yang pada gilirannya diterima Allah عزّوجلّ, amin…
Download:
Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word atau Download Word

Enggan Merapatkan Kaki Ketika Shalat

Perlu diketahui, dalam shalat berjama'ah hendaknya kaki kita menempel erat pada kaki orang di sebelah sampai tidak ada celah. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
اقيمو صفوفكم وتراصوا, فانيِّ اراكم من وراء ظهري
luruskan shaf kalian dan hendaknya kalian saling menempel, karena aku melihat kalian dari balik punggungku” (HR. Al Bukhari 719)
dalam riwayat lain, terdapat penjelasan dari perkataan dari Anas bin Malik,
كان أحدُنا يَلزَقُ مَنكِبَه بمَنكِبِ صاحبِه، وقدمَه بقدمِه
Setiap orang dari kami (para sahabat), merapatkan pundak kami dengan pundak sebelahnya, dan merapatkan kaki kami dengan kaki sebelahnya” (HR. Al Bukhari 725).
Namun pernahkah ketika shalat, saudara kita di sebelah enggan merapatkan kakinya dengan kaki kita? Ketika kita coba merapatkan, dia malah bergeser dan menjauh. Apa yang kita lakukan ketika itu? Alhamdulillah kami tanyakan hal ini kepada Syaikh Ali Ridha Al Madini hafizhahullah,
@kangaswad ينبه بعد الصلاة بالتي هي أحسن للتي هي أقوم ؛ فيقال له : يا أخانا السنة أن تلزق القدم بالقدم في الجماعة ؛ فإن قبل وإلا فاتركه
— علي رضا المدني (@alireda1961) December 27, 2013
Wahai Syaikh, ketika shalat, kami berusaha menutup celah diantara kaki-kaki. Namun ada orang awam di sebelah kami menolak untuk dirapatkan. Ia terus menjauh setiap kali kami mencoba merapatkan kaki. Apa yang seharusnya kami lakukan?
Syaikh menjawab:
Hendaknya dijelaskan kepada dia setelah shalat dengan cara yang baik dan sesuai dengan yang dipahaminya, katakanlah: "wahai saudaraku, yang sesuai sunnah itu hendaknya kita merapatkan kaki dengan kaki dalam shalat berjama'ah". Jika ia menerima, itu yang diharapkan, jika tidak maka tinggalkan saja.
@kangaswad لا مانع من الصلاة مع وجود فرجة ما دام هو الذي يبعد رجله ويتباعد عنكم ؛ فإثم مخالفته للسنة عليه !
— علي رضا المدني (@alireda1961) December 27, 2013
Adapun dalam keadaan ketika shalat hendak dimulai, jika kita terus mencoba merapatkan dan ia terus menolak, apakah kita diberi udzur untuk shalat dalam keadaan ada sedikit celah antara  kami dengannya? Ataukah kami harus terus mencoba merapatkan sampai ia tidak bisa bergeser lagi?
Syaikh menjawab:
Tidak mengapa anda shalat walaupun ada celah (shaf tidak rapat, pent.) selama kejadiannya adalah ia yang menjauhkan kakinya dari anda. Dosa atas penyelisihan terhadap sunnah ditanggung olehnya.
----
Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.